Advertisement

  • Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, Solusi ‘Pusat Studi Islam’ yang Representatif

    Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang merupakan salah satu pondok pesantren tertua dan terbesar di Jawa Timur yang hingga hari ini masih survive di tengah kecendrungan kuat sistem pendidikan formal. Dengan kultur dan kesederhanaan yang mandiri serta dekat dengan masyarakat, dalam usianya yang hampir dua abad, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang terus melakukan pengembangan dan perubahan seiring dengan dinamika perkembangan dan tuntutan global, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur kepesantrenan dan prinsip-prinsip aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah.
    Tahun 1852 M, areal di sebelah utara kota Jombang tepatnya dusun Gedang kelurahan Tambakrejo masih berupa hutan belantara yang tak berpenghuni. Sampai akhirnya datang seorang ulama bernama Abdus Salam, beliau lebih dikenal dengan panggilan Mbah Shoichah, dengan membawa misi untuk menyebarkan agama dan ilmu yang dimilikinya.
    Menurut silsilah, beliau masih keturunan Raja Brawijaya (salah satu raja di Kerajaan Majapahit) dan merupakan salah seorang pengikut Pangeran Diponegoro. Selama kurang lebih 13 tahun beliau bergelut dengan semak belukar dan kemudian menjadikan desa ini sebagai perkampungan yang dihuni oleh komunitas manusia. Setelah berhasil merubah hutan menjadi perkampungan, mulailah beliau membuat gubuk tempat beliau berdakwah. Yaitu sebuah pesantren kecil yang terdiri dari sebuah langgar, bilik kecil untuk santri dan tempat tinggal yang sederhana.
    Pondok pesantren tersebut dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan Pondok Selawe (selawe: bhs. Jawa yang berarti Dua Puluh Lima) dikarenakan jumlah santri yang berjumlah 25 orang. Disebut juga dengan Pondok Telu karena bidang atau materi keilmuan yang dikaji meliputi tiga ilmu. Yaitu Syari’at, Hakikat dan Kanuragan. Dari sisi lain dinamakan Pondok Telu karena jumlah bangunannya terdiri dari 3 lokal. Seiring berjalannya waktu pesantren ini semakin berkembang dan terus memberikan kesegaran suasana dan inovasi pendidikan berupa berbagai macam instansi pendidikan baik formal maupun non formal serta menjadi pusat pendidikan di kota Jombang.
    Secara geografis, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang terletak di dusun Tambak Beras, desa Tambakrejo, Kabupaten Jombang, provinsi Jawa Timur. Tepatnya 3 KM sebelah utara kota Jombang. Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang secara keseluruhan menempati areal tanah 10 Ha. dengan sosio-kultur religius agraris.
    Sejarah panjang pondok pesantren ini, sejak awal rintisannya oleh kyai Shoichah, dikenal dengan nama Pondok selawe atau Pondok Telu. Lalu pada masa Kyai Hasbulloh pondok pesantren ini dikenal dengan sebutan Pondok Tambakberas. Hingga akhirnya pada masa Kyai Abdul Wahab Hasbulloh, pada tahun 1965, empat orang santri beliau dipanggil menghadap (sowan). Ke empat santri beliau tersebut adalah Ahmad Junaidi (bangil), M. Masrur Dimyati (Mojokerto), Abdulloh Yazid Sulaiman ( Jombang ), dan Moh. Syamsul Huda ( Jombang ). Keempat santri ini ditugasi mengajukan alternatif nama pondok pesantren. Walhasil keempat santri ini mengajukan 3 nama alternatif yaitu, Bahrul Ulum, Darul Hikmah, dan Mamba’ul Ulum. Dari ketiga nama yang diajukan, Kyai Abdul Wahab memilih nama Bahrul Ulum yang berarti “Lautan Ilmu” yang kelak diharapkan Tambakberas benar-benar menjadi lautan ilmu.
    Sistem Pendidikan
    Pendidikan (kegiatan belajar mengajar) di Pondok Pesantren Bahrul Ulum dilaksanakan melalui dua jalur yaitu : Pendidikan formal dan pendidikan non formal (pendidikan di pesantren/diniyyah). Secara structural, unit pendidikan formal di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, dimana unit-unit pendidikan formal bertanggung jawab untuk menjalankan segala kebijakan yang telah ditetapkan bersama oleh pengurus yayasan. Pendidikan formal adalah kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan secara klasikal di sekolah / madrasah dengan menggunakan kurikulum tertentu (kurikulum DEPAG dan kurikulum DIKNAS ) dipadukan dengan kurikulum pesantren.
    Hingga saat ini terdapat 18 unit pendidikan formal mulai dari jenjang Pra sekolah sampai dengan Perguruan Tinggi. Pendidikan Formal Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum memiliki delapan belas lembaga yang meliputi : Play Group, TK Bahrul Ulum, MI Bahrul Ulum, MI Program Khusus, MTs Bahrul Ulum, MTs.N Tambakberas, SMP Bahrul Ulum, SMA Bahrul Ulum, SMK Bahrul Ulum, MA Bahrul Ulum, MA AL-I’Dadiyyah, MAWH Bahrul Ulum, MMA Bahrul Ulum, MAN Tambakberas, SMKTI Bahrul Ulum, STAI Bahrul Ulum, STMIK Bahrul Ulum dan STIKES Bahrul Ulum.
    Selain pendidikan formal di sekolah / madrasah , Pondok Pesantren Bahrul Ulum juga memiliki sisterm pendidikan non formal pada masing-masing unit asrama pondok pesantren. Pendidikan non formal ini pelaksanaannya ditangani langsung oleh pengasuh masing-masing asrama pondok pesantren atau orang yang telah mendapat mandat dari pengasuh (biasanya santri senior). Ada dua sistem pendidikan ini yaitu : Pendidikan Diniyyah dengan sistem klasikal dengan kurikulum yang telah ditetapkan, dan pengajian kitab-kitab kuning oleh pengasuh. Seperti layaknya pesantren salaf di Jawa, dalam pengajian kitab kuning ini menggunakan dua metode yaitu metode weton dan sorogan. Metode weton adalah pengasuh membacakan kitab dan menerangkannya sementara santri mendengarkan, memahami dan memaknai kitabnya masing-masing. Sedangkan metode Sorogan adalah santri yang membaca kitab dan menjelaskannya di hadapan pengasuh untuk diuji. Pengajian kitab oleh pengasuh asrama dilaksanakan tiap-tiap selesai sholat wajib di ndalem, musholla atau di masjid. Dan kitab yang dibaca masing-masing pengasuh sangat variatif.
    Pengasuh dan Tenaga Pengajar Pesantren
    Pondok Pesantren Bahrul Ulum sejak awal berdirinya pada tahun 1825 telah berkembang pesat dan menjadi salah satu Pusat Studi Islam yang representatif di negeri ini. Kolaborasi antara manajemen klasik dan modern dalam sistem manajemen pesantren ini mampu melahirkan produk-produk yang handal bahkan tidak jarang menjadi tokoh terkemuka, semisal KH. Abdurrahman Wahid yang pernah menjabat sebagai Presiden RI. Hal ini tentunya bukan karena faktor kebetulan, tetapi karena Pondok Pesantren Bahrul Ulum selalu mengembangkan desain kreativitas dan inovasi sistem pendidikannya dengan dukungan tenaga pengajar yang berkualitas.
    Sampai saat ini telah tersedia tidak kurang dari 500 orang tenaga pengajar unit pendidikan formal dengan dikawal ketat oleh 76 pengasuh yang mendampingi selama 24 jam. Kesemuannya mempunyai kemampuan dan kapabilitas yang tinggi sesuai dengan bidangnya. Sebagian besar adalah lulusan perguruan tinggi dari dalam dan luar negeri. Namun demikian, komitmen, wawasan dan kompetensi mereka terus dikembangkan secara sistematis dan konsisten dari waktu ke waktu, baik dengan cara inservice training ataupun outservice training, secara formal, non formal ataupun informal. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan solusi yang efektif bagi perkembangan Pondok Pesantren Bahrul Ulum sesuai dengan dinamika perkembangan dan tuntutan global.
    Pondok Pesantren ini juga memberi wadah bagi para alumni Pondok Pesantren Bahrul Ulum, maka dibentuklah suatu organisasi yang bernama Ikatan Keluarga Alumni Bahrul Ulum (IKABU ), Organisasi ini memiliki beberapa fungsi di antaranya: menjadi kekuatan penggerak silaturrahim dan ukhuwah diantara alumni beserta keluarga dengan keluarga Pondok Pesantren Bahrul Ulum dan meningkatkan peran serta alumni terhadap pengembangan pondok pesantren.(Syarwani & Usamah)

0 komentar:

Leave a Reply

Arsip Blog

Pengikut

Featured Video

Photos